歌曲 | Call Its from the Blues |
歌手 | Amien Kamil |
歌手 | Ekki Lamoh |
专辑 | Catastrophe 1965 |
作词 : Amien Kamil | |
作曲 : Ekki Lamoh/Rama Satria | |
Mereka bilang aku minggu siang yang tak pernah lelah | |
Sementara buku jariku sering berdarah | |
Memetik senar hingga sayap jiwaku terbang | |
Mencabik senar hingga paruh jiwaku patah | |
"This call it from the blues" | |
Nada itu, selalu membawaku pada musim-musim | |
Melewati gurun, lembah, ngarai hingga lorong mimpi | |
5 | |
Trompet melengking, genderang tambur bergema | |
Langkah lars serdadu luka tertatih | |
Menahan perih, sehabis perang gerilya | |
Billy Holiday menyanyi, suaranya parau | |
Menyalak mengoyak tabir kelam malam | |
"This call its from the Blues!" | |
Ada yang sedang berendam dalam aquarium | |
Di balik podium Imperium itu, | |
Ia masih menyanyi lagu lama yang itu-itu juga | |
Sementara kita disini, masih berdesakan di gheto dan | |
Kamp pengungsi, perut diganjal mie instan + nasi basi | |
Warta di televisi, anak jalanan disodomi plus dimutilasi | |
Para penyair masih sibuk diskusi soal diksi | |
Wakil rakyat koalisi untuk kepentingan sendiri | |
Dan demonstrasi sudah hampir tak punya gigi | |
"This call its from the Blues!" | |
Sambil bersandar di tiang listrik trotoar pinggir jalan | |
Menyaksikan buruh, pedagang kaki-lima, pelacur serta | |
Penganggur bertahan hidup serta mengais mimpi | |
Di jantung negri yang penuh korupsi | |
"This call its from the Blues!" | |
Billy Holiday menyanyi, suaranya parau | |
Menyalak mengoyak kelam malam | |
Ada yang terjarah, terjajah dan terluka | |
Sementara kita disini, terkesima | |
Menantikan lokomotif perubahan yang dijanjikan | |
Tak kunjung muncul di stasiun harapan |
zuò cí : Amien Kamil | |
zuò qǔ : Ekki Lamoh Rama Satria | |
Mereka bilang aku minggu siang yang tak pernah lelah | |
Sementara buku jariku sering berdarah | |
Memetik senar hingga sayap jiwaku terbang | |
Mencabik senar hingga paruh jiwaku patah | |
" This call it from the blues" | |
Nada itu, selalu membawaku pada musimmusim | |
Melewati gurun, lembah, ngarai hingga lorong mimpi | |
5 | |
Trompet melengking, genderang tambur bergema | |
Langkah lars serdadu luka tertatih | |
Menahan perih, sehabis perang gerilya | |
Billy Holiday menyanyi, suaranya parau | |
Menyalak mengoyak tabir kelam malam | |
" This call its from the Blues!" | |
Ada yang sedang berendam dalam aquarium | |
Di balik podium Imperium itu, | |
Ia masih menyanyi lagu lama yang ituitu juga | |
Sementara kita disini, masih berdesakan di gheto dan | |
Kamp pengungsi, perut diganjal mie instan nasi basi | |
Warta di televisi, anak jalanan disodomi plus dimutilasi | |
Para penyair masih sibuk diskusi soal diksi | |
Wakil rakyat koalisi untuk kepentingan sendiri | |
Dan demonstrasi sudah hampir tak punya gigi | |
" This call its from the Blues!" | |
Sambil bersandar di tiang listrik trotoar pinggir jalan | |
Menyaksikan buruh, pedagang kakilima, pelacur serta | |
Penganggur bertahan hidup serta mengais mimpi | |
Di jantung negri yang penuh korupsi | |
" This call its from the Blues!" | |
Billy Holiday menyanyi, suaranya parau | |
Menyalak mengoyak kelam malam | |
Ada yang terjarah, terjajah dan terluka | |
Sementara kita disini, terkesima | |
Menantikan lokomotif perubahan yang dijanjikan | |
Tak kunjung muncul di stasiun harapan |